Jumat, 23 September 2011

BERDIRI DI PUNCAK GUNUNG

Berdiri di puncak gunung,
Membawaku dalam keheningan
Berdiri di puncak gunung,
Membawaku dalam kesunyian
Berdiri di puncak gunung,
Membuatku tahu luasnya dunia
Berdiri di puncak gunung,
Membuatku belajar artinya alam
Berdiri di puncak gunung,
Membuatku sadar siapa diriku
Berdiri di puncak gunung,
Membuatku sadar betapa kecilnya diriku
Berdiri di puncak gunung,
Meruntuhkan segala kesombongan pada diriku
Berdiri di puncak gunung,
Membuatku belajar arti sebuah perjalanan
Berdiri di puncak gunung,
Membawaku dekat dengan-Mu
Berdiri di puncak gunung,
Selalu berarti dalam hidupku

Rabu, 24 Agustus 2011

Suara Kolaka: Di Kolaka, Upacara HUT RI di Puncak Gunung.

Suara Kolaka: Di Kolaka, Upacara HUT RI di Puncak Gunung.: Kolaka. Upacara peringatan Hari Ulang Tahun RI yang ke 66 tahun 2011 di Puncak Gunung Batu, Kecamatan Baula Kabupaten Kolaka Sulawesi Tangga...

Senin, 20 September 2010

LINGKUNGAN HIDUP DAN PELESTARIANNYA

Kehidupan yang berlangsung di muka bumi merupakan bentuk interaksi timbal balik antara unsur-unsur biotik dan unsur-unsur abiotik. Kedua unsur tersebut harus dapat mendukung satu sama lain, sehingga dapat diperoleh kondisi lingkungan hidup yang serasi dan seimbang. Hal penting yang harus kalian ingat adalah bahwa lingkungan hidup yang ada sekarang bukanlah warisan dari nenek moyang yang dapat kita gunakan sembarangan. Akan tetapi, merupakan titipan dari generasi yang akan datang, sehingga dalam memanfaatkannya harus diperhatikan kelangsungan dan kelestariannya agar dapat digunakan oleh generasi yang akan datang.

A. Unsur-Unsur Lingkungan

Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1982, lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut, lingkungan hidup tersusun dari berbagai unsur yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik, abiotik, dan sosial budaya.

1. Unsur Biotik

Unsur biotik adalah unsur-unsur makhluk hidup atau benda yang dapat menunjukkan ciri-ciri kehidupan, seperti bernapas, memerlukan makanan, tumbuh, dan berkembang biak. Unsur biotik terdiri atas manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Secara umum, unsur biotik meliputi produsen, konsumen, dan pengurai.

a. Produsen, yaitu organisme yang dapat membuat makanan sendiri dari bahan anorganik sederhana. Produsen pada umumnya adalah tumbuhan hijau yang dapat membentuk bahan makanan (zat organik) melalui fotosintesis.

b. Konsumen, yaitu organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri. Konsumen terdiri atas hewan dan manusia. Konsumen memperoleh makanan dari organisme lain, baik hewan maupun tumbuhan.

c. Pengurai atau perombak (dekomposer), yaitu organisme yang mampu menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat dipakai oleh produsen. Pengurai terdiri atas bakteri dan jamur.

2. Unsur Abiotik

Unsur abiotik adalah unsur-unsur alam berupa benda mati yang dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Termasuk unsur abiotik adalah tanah, air, cuaca, angin, sinar matahari, dan berbagai bentuk bentang lahan.

3. Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya merupakan bentuk penggabungan antara cipta, rasa, dan karsa manusia yang disesuaikan atau dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam setempat. Termasuk unsur sosial budaya adalah adat istiadat serta berbagai hasil penemuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Arti Penting Lingkungan

Makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Kalian tentu dapat membayangkan, apa yang terjadi jika seekor ikan dikeluarkan dari akuarium, kolam, atau sungai yang merupakan lingkungan hidupnya? Ikan tersebut akan mati, bukan? Hal itu terjadi karena tidak adanya unsur-unsur lingkungan yang mendukung kehidupan ikan tersebut. Meskipun lingkungan bersifat mendukung atau menyokong kehidupan makhluk hidup, namun perlu diingat bahwa tidak semua lingkungan di muka bumi ini memiliki keadaan yang ideal untuk kehidupan makhluk hidup. Dalam hal ini, makhluk hidup yang bersangkutan harus dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya. Sebagai contoh, manusia yang hidup di daerah dingin seperti di kutub harus mengenakan pakaian yang tebal agar dapat bertahan di hawa dingin; hewan onta mempunyai kemampuan tidak minum selama berhari-hari, hal ini disesuaikan dengan kondisi lingkungan hidup onta, yaitu di padang pasir yang sulit menemukan air; beberapa jenis tumbuhan menggugurkan daunnya saat musim kemarau agar dapat mengurangi penguapan, sehingga pohon tersebut tidak mati karena kekurangan air. Hal-hal tersebut merupakan bentuk adaptasi makhluk hidup terhadap kondisi lingkungan yang beragam di muka bumi. Khusus bagi manusia, adaptasi yang dilakukan terhadap lingkungannya akan menghasilkan berbagai bentuk hasil interaksi yang disebut dengan budaya. Budaya-budaya tersebut, antara lain, berupa bentuk rumah, model pakaian, pola mata pencaharian, dan pola kehidupan hariannya.

Dengan kemampuan yang dimilikinya, manusia tidak hanya dapat menyesuaikan diri. Akan tetapi, manusia juga dapat memanfaatkan potensi lingkungan untuk lebih mengembangkan kualitas kehidupannya. Bagi manusia, selain sebagai tempat tinggalnya, lingkungan hidup juga dapat dimanfaatkan sebagai:

1. media penghasil bahan kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan;

2. wahana bersosialisasi dan berinteraksi dengan makhluk hidup atau manusia lainnya;

3. sumber energi;

4. sumber bahan mineral yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelangsungan hidup manusia; serta

5. media ekosistem dan pelestarian flora dan fauna serta sumber alam lain yang dapat dilindungi untuk dilestarikan.

C. Bentuk-Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya

Lingkungan hidup mempunyai keterbatasan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya. Dengan kata lain, lingkungan hidup dapat mengalami penurunan kualitas dan penurunan kuantitas. Penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan ini menyebabkan kondisi lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi lagi untuk mendukung kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Kerusakan lingkungan hidup dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berdasarkan penyebabnya, kerusakan lingkungan dapat dikarenakan proses alam dan karena aktivitas manusia.

1. Kerusakan Lingkungan Akibat Proses Alam

Kerusakan lingkungan hidup oleh alam terjadi karena adanya gejala atau peristiwa alam yang terjadi secara hebat sehingga memengaruhi keseimbangan lingkungan hidup. Peristiwa-peristiwa alam yang dapat memengaruhi kerusakan lingkungan, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.

a. Letusan Gunung Api

Letusan gunung api dapat menyemburkan lava, lahar, material-material padat berbagai bentuk dan ukuran, uap panas, serta debu-debu vulkanis. Selain itu, letusan gunung api selalu disertai dengan adanya gempa bumi lokal yang disebut dengan gempa vulkanik. Aliran lava dan uap panas dapat mematikan semua bentuk kehidupan yang dilaluinya, sedangkan aliran lahar dingin dapat menghanyutkan lapisan permukaan tanah dan menimbulkan longsor lahan. Uap belerang yang keluar dari pori-pori tanah dapat mencemari tanah dan air karena dapat meningkatkan kadar asam air dan tanah. Debu-debu vulkanis sangat berbahaya bila terhirup oleh makhluk hidup (khususnya manusia dan hewan), hal ini dikarenakan debu-debu vulkanis mengandung kadar silika (Si) yang sangat tinggi, sedangkan debu-debu vulkanis yang menempel di dedaunan tidak dapat hilang dengan sendirinya. Hal ini menyebabkan tumbuhan tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga lambat laun akan mati. Dampak letusan gunung memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat kembali normal. Lama tidaknya waktu untuk kembali ke kondisi normal tergantung pada kekuatan ledakan dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Akan tetapi, setelah kembali ke kondisi normal, maka daerah tersebut akan menjadi daerah yang subur karena mengalami proses peremajaan tanah.

b . Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan endogen. Semakin besar kekuatan gempa, maka akan menimbulkan kerusakan yang semakin parah di muka bumi. Gempa bumi menyebabkan bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur batuan rusak, aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak, dan sebagainya. Jika kekuatan gempa bumi melanda lautan, maka akan menimbulkan tsunami, yaitu arus gelombang pasang air laut yang menghempas daratan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Masih ingatkah kalian dengan peristiwa tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam di penghujung tahun 2004 yang lalu? Contoh peristiwa gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia antara lain gempa bumi yang terjadi pada tanggal 26 Desember2004 di Nanggroe Aceh Darussalam dengan kekuatan 9,0 skala richter. Peristiwa tersebut merupakan gempa paling dasyat yang menelan korban diperkirakan lebih dari 100.000 jiwa. Gempa bumi juga pernah melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah pada bulan Mei 2006 dengan kekuatan 5,9 skala richter.

c . Banjir

Banjir merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik. Dikatakan unik karena banjir dapat terjadi karena murni gejala alam dan dapat juga karena dampak dari ulah manusia sendiri. Banjir dikatakan sebagai gejala alam murni jika kondisi alam memang memengaruhi terjadinya banjir, misalnya hujan yang turun terus menerus, terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di lembah-lembah sungai. Selain itu, banjir dapat juga disebabkan karena ulah manusia, misalnya karena penggundulan hutan di kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat aliran air, ataupun karena rusaknya dam atau pintu pengendali aliran air. Kerugian yang ditimbulkan akibat banjir, antara lain, hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur karena tererosi aliran air, rusaknya tanaman, dan rusaknya berbagai bangunan hasil budidaya manusia. Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang hampir setiap musim penghujan melanda di beberapa wilayah di Indonesia. Contoh daerah di Indonesia yang sering dilanda banjir adalah Jakarta. Selain itu beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada awal tahun 2008 juga dilanda banjir akibat meluapnya DAS Bengawan Solo.

d . Tanah anah Longsor

Karakteristik tanah longsor hampir sama dengan karakteristik banjir. Bencana alam ini dapat terjadi karena proses alam ataupun karena dampak kecerobohan manusia. Bencana alam ini dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana penduduk serta berbagai bangunan lainnya. Peristiwa tanah longsor pada umumnya melanda beberapa wilayah Indonesia yangmemiliki topografi agak miring atau berlereng curam. Sebagai contoh, peristiwa tanah longsor pernah melanda daerah Karanganyar (JawaTengah) pada bulan Desember 2007

e . Badai/Angin Topan

Angin topan terjadi karena perbedaan tekanan udara yang sangat mencolok di suatu daerah sehingga menyebabkan angin bertiup lebih kencang. Di beberapa belahan dunia, bahkan sering terjadi pusaran angin. Bencana alam ini pada umumnya merusakkan berbagai tumbuhan, memorakporandakan berbagai bangunan, sarana infrastruktur dan dapat membahayakan penerbangan. Badai atau angin topan sering melanda beberapa daerah tropis di dunia termasuk Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia pernah dilanda gejala alam ini. Salah satu contoh adalah angin topan yang melanda beberapa daerah di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

f . Kemarau Panjang

Bencana alam ini merupakan kebalikan dari bencana banjir. Bencana ini terjadi karena adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Aktivitas Manusia

Dalam memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak memerhatikan dampak yang akan ditimbulkan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini.

a. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara. Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain, disebabkan oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain, berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak danmencemari air, tanah, atau tumbuhan. Pencemaran tanah disebabkan karena sampah plastik ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk atau obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian, sehingga tanah kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi tanaman. Dampak rusaknya ekosistem tanah adalah semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak dapat diolah atau dimanfaatkan.

Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air laut. Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang sangat mengganggu kehidupan manusia, yaitu suara yang memiliki kekuatan > 80 desibel. Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin kereta api, mesin jet pesawat, mesin-mesin pabrik, dan instrumen musik. Dampak pencemaran suara menimbulkan efek psikologis dan kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan detak jantung, penurunan pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing damaged), susah tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres.

b . Degradasi Lahan

Degradasi lahan adalah proses berkurangnya daya dukung lahan terhadap kehidupan. Degradasi lahan merupakan bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan, misalnya lahan kritis, kerusakan ekosistem laut, dan kerusakan hutan.

1) Lahan kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi penambangan yang besar-besaran.

2) Rusaknya ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-besaran, misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu karang berarti rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu daerah dapat berkurang.

3) Kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain, karena penebangan pohon secara besar-besaran, kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah. Kerugian yang ditimbulkan dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat hewan dan tumbuhan, keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor.

D. Usaha-Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup

Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup. Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

4. Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991.

Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini.

1. Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang.

2. Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.

3. Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga.

4. Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan.

5. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.

Sementara itu, sebagai seorang pelajar apa upaya yang dapat kalian lakukan dalam usaha pelestarian lingkungan hidup? Beberapa hal yang dapat kalian lakukan sebagai bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut:

1. menghemat penggunaan kertas dan pensil,

2. membuang sampah pada tempatnya,

3. memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang,

4. menghemat penggunaan listrik, air, dan BBM, serta

5. menanam dan merawat pohon di sekitar lingkungan rumah tinggal.

E. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Nasional

Setiap negara pasti memiliki tujuan dan sasaran pembangunan, tidak terkecuali negara Indonesia. Tujuan dan sasaran pembangunan ditetapkan sebagai arah dan prioritas yang diambil pemerintah dalam melaksanakan pembangunan, sehingga alokasi dana dan berbagai kebijakan dapat ditetapkan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional. Tujuan dan sasaran pembangunan Indonesia adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tujuan dan sasaran pembangunan nasional sebagaimana tercantum dan tersirat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah:

1. melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,

2. memajukan kesejahteraan umum,

3. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

4. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Dalam pelaksanaannya, pembangunan nasional yang dilaksanakan bertumpu pada Trilogi Pembangunan, yaitu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Ketiga tumpuan pembangunan tersebut saat ini dilengkapi pula dengan upaya-upaya pelestarian lingkungan, sehingga pembangunan yang dilakukan sekarang diharapkan tidak mengganggu kelangsungan pembangunan yang akan dilaksanakan oleh generasi penerus. Pola pembangunan yang demikian disebut dengan pembangunan berwawasan lingkungan atau pembangunan yang berkelanjutan.

F. Hakikat Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan dapat dikatakan berhasil jika memenuhi beberapa kondisi, antara lain, dapat menyejahterakan kehidupan masyarakat, memiliki fungsi dan peruntukan yang tepat, serta memiliki dampak terhadap kerusakan lingkungan terendah. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap pembangunan pasti menimbulkan dampak terhadap keseimbangan lingkungan hidup. Namun, kita harus mampu meminimalisasi dampak-dampak negatif tersebut. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pascapelaksanaan memerhatikan analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL). Hal ini dimaksudkan agar generasi mendatang dapat pula menikmati kualitas dan kuantitas sumber daya alam sebagai-mana yang kita nikmati sekarang, sehingga kita tidak mewariskan kerusakan dan pencemaran kepada generasi penerus kita. Dasar hukum pelaksanaan AMDAL di Indonesia diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Lingkungan Hidup yang berbunyi: “Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah.” Makna yang tersirat dari isi pasal tersebut adalah berikut ini.

1. Setiap kegiatan pembangunan pada dasarnya berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang perlu diperkirakan pada perencanaan awal, sehingga sejak dini dapat diambil langkah pencegahan, penanggulangan dampak negatif, serta mengembangkan dampak positif dari kegiatan tersebut.

2. Analisis mengenai dampak lingkungan diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup.

3. Pembangunan perlu dilakukan secara bijaksana agar mutu kehidupan dapat dijaga secara berkesinambungan sehingga keserasian hubungan antarberbagai kegiatan perlu dijaga.

Menjaga kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan merupakan usaha untuk mencapai pembangunan jangka panjang yang mencakup jangka waktu antargenerasi yaitu pembangunan yang terlanjutkan (sustainable development). Dengan mencakup jangka waktu antargenerasi berarti setiap pembangunan yang dilaksanakan bukan untuk generasi kita saja, melainkan juga untuk anak cucu kita. Agar pembangunan dapat berkelanjutan, pembangunan haruslah berwawasan lingkungan dengan menggunakan sumber daya secara bijaksana.

G. Ciri-Ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Pembangunan yang akhir-akhir ini dikembangkan oleh pemerintah Indonesia adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan, yaitu suatu bentuk pembangunan yang tetap memerhatikan daya dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya alam. Pembangunan berwawasan lingkungan akan menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan dan seimbang. Pembangunan yang berwawasan lingkungan harus memerhatikan dan melaksanakan konsep serta analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, and threats atau kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) sehingga mampu mengoptimalkan potensi dan peluang yang ada serta dapat meminimalisasi kelemahan dan ancaman serta dampak yang mungkin ditimbulkan. Untuk dapat mendukung pelaksanaan analisis SWOT, maka partisipasi segenap lapisan masyarakat sangat diperlukan sehingga hasil-hasil pembangunan dapat dipertanggungjawabkan dan dirasakanbersama. Berdasarkan uraian tersebut, secara ringkas ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan, antara lain:

1. dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki dan yang mungkin timbul di belakang hari;

2. memerhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung kesinambungan pembangunan;

3. meminimalisasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan; serta

4. melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di sekitar lokasi pembangunan.

Minggu, 19 September 2010

DAFTAR PECINTA ALAM SE-SULAWESI

oleh Shilva Rastafari
SULAWESI SELATAN
1 MAHADIPA Jl.Perintis Kemerdekaan Km.9 Makassar (0411) 515194
2 MAPALA ATMAJAYA
3 MAPALA POLITEKNIK PKM JL.Perintis kemerdekaan KM.10 Makasar 90245
4 MAPALA UMI Jl Urip Sumoharjo Km 5 (0411) 453818
5 MAPALA SWARA BHUWANA Kampus UKI PAULUS (0411) 28378
6 MAPALA UVRI Jl Gunung Bawakaraeng 72 Makasar 90145 (0411) 335072
7 IMPALA KAMPUS UNHAS Baraya Ruang K 05 Ujung Pandang
8 MAPALA STIE YPUP KAMPUS STIE YPUP Jl Andi Toro17 Makasar 0411 830148
9 MAPALA UNIV 45 Jl Urip Sumoharjo Km 4 Ujung Pandang (0411) 322411
10 KORPALA UNHAS Gedung PKM UNHAS Tamalanrea Jl Perintis KemerdekaanKm 10 , Tamalanrea Makasar (0411) 5862000/585188
11 SINTALARAS IKIP MAKASAR Gedung AD Kampus IKIP Gunung Sari Baru Makassar
12 MAPALA STIEM Jl Letjend Mapaouddang No 28 Ujung Pandang 0411 857698
13 KOMPAS CELEBES Jl. Bulu Pakoro No. 5 Pinrang CP. 081241814303
14 MAPALA UNPAR Pare-Pare
15 MAPALA STAIN PALOPO Gedung PKM lt.1 cp.081355 39 44 or 05342 01 3838
16 MAHAPATI akademik teknik industry_ MakassarAlamat : jln. Sunu no. 220 makassar
17 MAPALA STIK TAMALATE Kampus STIK TAMALATE Makassar
18 MAPALA UKI TORAJA Kampus UKI Toraja
19 KALONGDAY EXPLORER TEAM Makale
20 XPALA MAKALE Makale
21 BIVI ADVENTURE TORAJA Makale
22 GAMPAL TORAJA Makale
23 KOMPAS MAKALE Makale
24 CIKPALS MAKALE Makale
25 KIPAS MAKALE Makale
26 PHINIX MAKALE Makale
27 SANG ALAM Makale
28 MAPALA STAKN Kampus STAKN Kab.Toraja Utara
29 OPLH MAYANA INDONESIA TORAJA Jl. Sawerigading No. Rantepao Toraja Utara
30 PPAI RAJAWALI NUSANTARA Jl. Emi Saelan No. (Maleo Outdoor) Rantepao Toraja Utara
31 TORIBULU ART AND NATURE Perc.TORIBULU ART
32 GERSANG INDONESIA Rantepao Toraja Utara
33 OPAB GRASSER Rantepao Toraja Utara
34 KPA TALLANGBULO Rantepao Toraja Utara
35 LORENTS Rantepao Toraja Utara36 NATURAL ANGGARDA Rantepao Toraja Utara
37 KAMPA POLIGON MARIMBUNNA Rantepao Toraja Utara
38 PALS TORAJA Rantepao Toraja Utara
39 ANG Rantepao Toraja Utara
40 KPA TOKKE Jl. Sawerigading No. Rantepao Toraja Utara
41 KPA KRAKATAU Rantepao Toraja Utara
42 OPAB ANAPAL SAWERIGADING Jl. M.Kasim Palopo Hp. 085696222872 (Taliban)
43 AKAR INDONESIA Palopo
44 KPA. KAPAS PALOPO Palopo
45 KPA. BATARA Palopo
46 KPA. GARIS Palopo
47 KPA. LERENG Palopo
48 KPA. WANARAYA JL.Trans Sulawesi No. 393 Tomoni
49 KPA. GEMPA LUTIM JL. Lasemba No. 137 Wasuponda Kab. Lutim
50 LPA HPPMI MAROS Jl.Cempaka No.89 Kota Maros (Belakang Pasar Maros)
51 KPA. PAJOKKA BONE52 KPA. BONEPAL BONE
53 OPA. BELANTARA BONE
54 GMJ PALA BONE
55 MAPALA STKIP MUHAMMADIYAH BONE
56 MAPALA STAIN BONE BONE
57 KPA. MAHAMERU TOMONI
58 KPA. COMPAK ADVENTURE JL. LESANGI KEC.MASAMBA KAB. LUWU UTARA
59 HIRPALA BARRU Jln.St.Hasanuddin No.2 pekkae kab.Barru sul-sel
SULAWESI TENGGARA
1 MAHACALA UNHALU KAMPUS UNIV HALUOLEO Jl Mayjend S Parman Kendari 0401 324991 FAX 0401 393977 mahacalaunhalu@gmail.com
2 MAPALA UNSULTRA Jl.Ahmad Yani No.2000 Depan Stadion Lakidende kendari 0401 328447
3 NAVERNOS Jl.h.e.a. mokodompit, gedung iesp lt.1, fekon unhalu Kendari (Sultra)
4 PERIMBAS Kampus UNHALU Fak. MIPA
5 PASIFIC Kampus UNHALU Fak. FISIP
6 THROPIS Kampus UNHALU Fak. PERTANIAN
7 INSTALASETA Kampus UNHALU Fak. FKIP
8 VERTICAL Kampus UNHALU Fak. HUKUM
9 MAHISCITA STAIN KENDARI Kampus STAIN Kendari
10 MAPACASTI Kampus AMIK Catur Sakti Kendari
11 MATA ALAM Kampus Muhammadiyah Kendari
12 MAHAPASTIKA Kampus STIK AVICENNA Kendari
13 MAPALASBA Kampus STMIK Bina Bangsa
14 MAHAPALA UNILAKI Kampus UNILAKI Unaaha
15 MAPALA USN Jl. Pemuda No. Kampus USN Kolaka
16 KPA. AMCALAS Kendari
17 IMPALA SANGIAWITA
18 ZENITH SCA
19 KPA. KEPPAL SULTRA
20 KPA. REPTIL
21 OI BELANTARA
22 WANAPAL SULTRA
23 NUSAPALA
24 KPA. KOMPAS UNAAHA Lr. Parauna Unaaha
25 KPA. GEMPALA Jl Poros Lambuya-Unaha
26 OPL. KHALFART Unaaha
27 KARPALAK Samping Stadion GELORA Kolaka (Rmh. Tuti Ondong)
28 KOPAL Kolaka
29 KORPS CITAKA INDONESIA JL. Pemuda No. 99 KM. 5 Balandete Kolaka
30 GEPALK
31 GARPALAK
32 ALPA
33 RIMERU
34 KPA. RAPI Huko-Huko
35 KPA. KARMAPALA Pesouha
36 KPA. KOMPAS POMALAA Dawi-Dawi
37 KPA.ANPALA JL.P.kukusan No.23 Kompleks ANTAM Pomalaa
38 WANAPAL SULTRA (Wahana Pecinta Alam & Lingkungan Sulawesi Tenggara) Ds.Puulemo Kec.Baula Kab.Kolaka
39 KPA. NAPAS Lapao-pao Wolo
40 RASTAPALA Wolo
41 KPA. KOMPAK BUTON Jl. Raja Waka-kaa No:58 BAU-BAU
42 KPA. GADAPALA KW Jl. Lr PECEK
43 LPC Mowewe
44 KPA. KARFAK TIMUR Rate-Rate
SULAWESI TENGAH
1 MAPATALA Univ Tadulako Kampus Bumi Kaktus Tadulako Tondo Palu(0451) 22844, 22611
2 SAGARMATHA MPA Kampus Fak Pertanian Univ Tadulako Bumi Kaktus Tondo Palu
3 MAPALA SANTIGI FISIP Universitas Tadulako Kampus Bumi Kaktus Tadulako Tondo Palu
4 Mahacita Gawalise STIE PB JL.Suharso 36 A 94111 Palu 0451 421303,428504
5 Mapala Unis.Muh.Palu Jl. Hangtuah 29 Palu
6 MAPALA FKIP UNTAD Universitas Tadulako Palu
7 MAPALA NIV TADULAKO Kampus Bumi Kaktus Tondo Palu (0451) 22844,22611
8 MAHACITA GAWALISE STITE PB Jl. Saharso 36 A 9411 palu 0451 421303, 428504
9 WANACIKAL
10 MAPALA GALARA
11 KUMTAPALA
12 PAWANA
13 MAPAKTEKNO
14 SAGARMATA
15 LALIMPALA
16 MAPASCAL
17 MUHIBULBIA
18 MASAPI
19 MAHACAKTI
20 KPA. SPALACIPA TADULAKO SIGALEI Jl.Yojokodi No.11c Kel.Besusu Tengah Kec. Palu Timur
21 KPA. ADVENTURE
22 KPA. WANAGAUL
23 KPA. GREEN ALPEN
24 KPA. MASTERPALA
25 KPA. TOWIO
26 KPA. FOXA
27 KPA. ILALANG
28 KPA. TARANTULA
29 KPA. DEWA INDONESIA
30 KPA. MARPALA
31 KPA. ELCAPITAN
32 KPA. TEBING PUTIH
33 KPA. SARARATA
34 KPA. PEACE
35 KPA. BIOSFER
36 KPA. TELAPAK
37 KPA. PATEKE
38 KPA.AKWILA
39 KPA. TERMINALIA
40 KPA. DIOSPYROS
41 KPA. THE JUNGLE
42 KPA. VIRUS
43 KPA. GEMPA
44 KPA. PALADO
45 KPA. PANDAWA
46 KPA. NOKILALAKI
47 KPA. SAVANA GREEN
48 KPA. IGUANA
49 KPA. GENAP
50 KPA. KONGCORE
Gorontalo
1 MAPALA TILONGKABILA Jln. Sudirman no 274 kampus universitas gorontalo
2 KPA. POHALA'A Jl. Kancil Perum Tenilo Indah Blok A1 No.1 (BELE LO KPA POHALA'A) Gorontalo
SULAWESI UTARA
1 MPA ARECA VESTIARIA FAK. PERTANIAN UNSRAT
2 MPA PAH'YAGA'AN FAK. TEKNIK UNSRAT
3 MAPALA EQUIL FAK. EKONOMI UNSRAT
4 MAPALA ZOOXANTHELLAE FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNSRAT
5 MAPALA PALAMIK
6 MAPALA ASTEROIDA FAK. PETERNAKAN UNSRAT
7 MAPALA ARTSAS FAK. SASTRA UNSRAT
8 MAPALA SCIENTIST FAK. MIPA UNIMA
9 MAPALA ARECA VESTIARIA FAK. PERIKANAN
10 MAPALA JUSTITIA FAK. HUKUM UNSRAT
11 TARSIUS POLITEKNIK MANADO MANADO
12 MAPALA STIMIK MANADO MANADO
13 MAPALA TECHNO FAK. TEKNIK UNIMA
14 MAPALA AESTETICA FAK. BAHASA UNIMA
15 MAPAL GRENDLAEN UNKLAB
16 MAPALA MARABUNTA POLITEKNIK MANADO
17 MAPALA LESTARI NUSANTARA UNIVERSITAS NUSANTARA
18 MAPALA WALASEA UDK KOTAMOBAGU
19 MAPALA AESCULAP FAK.KEDOKTERAN UNSRAT
20 MAPALA ACCONCAGUA DE'LASALE MANADO
21 MAPALA SOCIETY FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIMA
22 MPA HYAWATA POLITEKNIK MANADO
23 MPA KHATULISTIWA POLITEKNIK MANADO
24 MAPALA UNKLAB UNIVERSITAS KLABAT MANADO
25 MPAB APOSTOLOS UNIVERSITAS KRISTEN TOMOHON
26 INDONESIA TARSSAN ADVENTURE KOMPLEX SAMRAT CENTRE.ODITURAT MILITER III-1727 COMMUNITY DEPAN BANK BCA MANADO SULUT
27 KPA LANG
28 KMPA. TUNAS HIJAU AIRMADIDI MANADO
29 KPA. CARTENZ MANADO
30 KPA KATSUWONUS BITUNG
31 KMPA TANSA TANDURUSA BITUNG
32 KPA SCHEYEFALLAX BITUNG
33 KPA TISHAN GIRIAN
34 KPA AGUNG MANADO
35 KPA ACCONCAGUA PANIKI MANADO
36 KPA ACDAPALA MANADO
37 KPA ATAPALA MANADO
38 KPAB GAPALA MANADO
39 KPA IMPESA TOMOHON
40 KPA VOLKANO TOMOHON
41 KPA VULKANIK MANADO
42 KPPA TARANTULA ADVENTURE MANADO
43 FORESTER ADVENTURE TEAM
Ket: Jumlah KPA & MPA Se-Sulawesi yg sudah didata hingga saat ini 198 Organisasi

APA SEBENARNYA KELOMPOK PECINTA ALAM ITU………??


Kelompok Pecinta alam. Apa yang terlintas di benak Anda saat membacanya?
Mungkin sebagian orang berpikir bahwa hal-hal yang dilakukan para pecinta alam itu seperti kurang kerjaan. Naik gunung, memanjat tebing, dan lain sebagainya. Apa sih yang bisa didapat dari situ? Paling -paling hanya refreshing, bersenang-senang, menenangkan pikiran , melihat pemandangan-pemandangan indah ciptaan-Nya.

Tetapi…
Di sini kami smua belajar banyak
Di sini kami merasakan kebersamaan yang sesungguhnya
Di sini kami mendapat keluarga yang baru
Di sini kami mengenal arti persahabatan dan kekeluargaan
Di sini kami belajar memaknai apa yang orang sebut ’setia kawan’
Di sini kami belajar menerima perbedaan

Saya, di organisasi pecinta alam , merasa sudah mendapatkan banyak hal. Di sini tidak hanya ada have fun. Saya menemukan keluarga di sini. Saya juga belajar banyak sekali. Saya ingin selalu ikut dalam setiap kegiatan (walaupun kenyataannya tidak selalu bisa juga).
Kenapa?
Karena di sini ada ’sesuatu’. Sesuatu yang tidak bisa didapatkan di tempat lain. Saya tidak ingin menomorduakan organisasi ini dari aktivitas saya yang lain. Mungkin di saat saya memilih kegiatan ini dari kegiatan lain, sebagian orang akan berpikir bahwa saya menomorsatukan bersenang-senang, tidak penting, tidak prinsipil. Tapi mereka tidak tahu. Di sini bukan hanya senang-senang mountenering caving, climbing, dan lainnya. Ada yang lain di sini. Sesuatu yang memang dibutuhkan.

Pecinta Alam yang identik dengan rokok, miras, tampilan yang sangar, dan jauh dari Allah ternyata tidak seburuk yang mungkin terlihat dari luar. Yang akrab dengan mabuk-mabukan sebenarnya juga punya keinginan dalam dirinya untuk keluar dari kecanduannya sampai akhirnya kecanduannya itu berkurang dan berkurang, bahkan hilang. Yang jarang beribadah mulai beribadah walaupun masih lebih sering tidak ibadahnya. Tetapi mereka benar-benar berniat suatu saat nanti akan berubah. Walaupun
masih menggunakan kata-kata ’suatu saat nanti’ tetapi tetap saja sudah menunjukkan suatu hal positif apalagi dibarengi juga dengan perbuatan.

Intinya, di tempat ini kita bisa sharing apa saja. Jadi, jangan nilai seseorang lain dari tampilan luarnya saja karena di balik itu bisa saja sebenarnya orang tersebut memiliki banyak hal yang mengagumkan dan menginspirasi..

DAFTAR GUNUNG DI INDONESIA

1. 1. A

* Gunung Agung, di Pulau Bali
* Gunung Abang, di Pulau Bali
* Gunung Anjasmara, di Jawa Timur
* Gunung Argopuro, di Jawa Timur
* Gunung Arjuno, di Jawa Timur
* Gunung Aseupan, di Banten
* Gunung Awu, di Sulawesi Utara

1. 2. B
* Bur Ni Telong, di Nad
* Gunung Balease, di Sulawesi Barat
* Gunung Baluran, di Jawa Timur
* Gunung Bandahara, di NAD
* Gunung Batok, di Jawa Timur
* Gunung Batur, di Bali
* Gunung Batutara, di Laut Flores
* Gunung Batusibela, di Maluku Utara
* Gunung Bawakaraeng, di Sulawesi selatan
* Gunung Bromo, di Jawa Timur
* Gunung Bukitunggul, di Jawa Barat
* Gunung Burangrang, di Jawa Barat
* Gunung Botto Kabobong, di Sulawesi selatan

1. 3. C
* Gunung Cikurai, di Jawa Barat
* Gunung Ciremai, di Jawa Barat

1. 4. D
* Gunung Dempo, di Sumatera Selatan

1. 5. G
* Gunung Galunggung, di Jawa Barat
* Gunung Gamalama, di Sulawesi
* Gunung Gamkonora, di Maluku Utara
* Gunung Gede, di Jawa Barat

1. 6. H
* Gunung Halimun, di Banten

1. 7. I
* Kawah Ijen, di Jawa Timur

1. 8. J
* Puncak Jaya di Papua

1. 9. K
* Gunung Kabaena, di Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara
* Gunung Karang, di Banten
* Gunung Kelud, di Jawa Timur
* Gunung Kerinci, di Sumatera Barat
* Gunung Krakatau, di Selat Sunda

1. 10. L
* Gunung Lasem, di Rembang Jawa Tengah
* Gunung Leuser, di NAD
* Gunung Lawu, di Jawa Timur

1. 11. M
* Gunung Malabar, di Jawa Barat
* Gunung Marapi, di Sumatera Barat
* Gunung Merapi, di Jawa Tengah
* Gunung Merbabu, di Jawa Tengah
* Gunung Muria, di Jawa Tengah
* Gunung Mekongga, di Sulawesi Tenggara

1. 12. P
* Gunung Pangrango, di Jawa Barat
* Gunung Papandayan, di Jawa Barat
* Gunung Patuha, di Jawa Barat
* Gunung Penanggungan, di Jawa Timur
* Gunung Perkison, di NAD
* Gunung Pesagi, di Lampung
* Gunung Pesawaran, di Lampung
* Gunung Prahu, di Jawa Tengah
* Gunung Pulasari, di Banten

1. 13. R
* Gunung Raung, di Jawa Timur
* Gunung Rinjani, di NTB
* Gunung Rajabasa, di Lampung

1. 14. S
* Gunung Salak, di Jawa Barat
* Gunung Sanggabuana, di Jawa Barat
* Gunung Semeru, di Jawa Timur
* Gunung Seminung, di Lampung
* Gunung Sibayak, di Sumatra Utara
* Gunung Sibuatan, di Sumatera Utara
* Gunung Sihapuabu, di Sumetera Utara
* Gunung Sinabung, di Sumatera Utara
* Gunung Slamet, di Jawa Tengah
* Gunung Seblat, di Bengkulu
* Gunung Singgalang, di Sumatera Barat
* Gunung Sago, di Sumatera Barat
* Gunung Sumbing, di Jawa Tengah

1. 15. T
* Gunung Talamau
* Gunung Talang, Sumatra Barat
* Gunung Tambora, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
* Gunung Tampomas, Sumedang, Jawa Barat
* Gunung Tandikat, Sumatra Barat
* Gunung Tanggamus, di Lampung
* Gunung Tangkuban Parahu, di Jawa Barat

1. 16. W
* Gunung Welirang, Jawa Timur
* Gunung Wilis, di Jawa Timur
* Gunung Wayang, di Jawa Barat

2. Berdasarkan letak
2. 1. Gunung di Irian
* Gunung Jaya – Puncak Jaya merupakan sebuah gunung yang terdapat di provinsi Irian Jaya, Indonesia. Puncak Jaya mempunyai ketinggian setinggi 4880m. Puncak Jaya adalah gunung tertinggi di Indonesia.

2. 2. Gunung di Jawa
* Gunung Anjasmara (2.277 m)
* Gunung Argapura (3.088 m)
* Gunung Arjuno (3.339 m)
* Gunung Bromo (2.392 m)
* Gunung Bukit Tunggul (2.208 m)
* Burangrang (2.057 m)
* Gunung Cereme (3.078 m)
* Gunung Cikuray (2.818 m)
* Gunung Galunggung (2.167 m)
* Gunung Gede (2.958 m)
* Gunung Guntur (2.249 m)
* Gunung Karang (1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang
* Gunung Kembar I (3.052 m)
* Gunung Kembar II (3.126 m)
* Gunung Lasem (806 m) Rembang Jawa Tengah
* Gunung Lawu (3.245 m)
* Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia
* Gunung Malabar (2.343 m)
* Gunung Masigit (2.078 m)
* Gunung Merapi (2.911 m)
* Gunung Merbabu (3.145 m)
* Gunung Muria (1.602 m)
* Gunung Pangrango (3.019 m)
* Gunung Papandayan (2.665 m)
* Gunung Patuha (2.386 m)
* Gunung Penanggungan (1.653 m)
* Gunung Raung (3.332 m)
* Gunung Salak (2.211 m)
* Gunung Slamet (3.432 m)
* Gunung Sumbing (3.336 m)
* Gunung Sundara (3.150 m)
* Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m)
* Gunung Ungaran (2,050 m)
* Gunung Wayang (2.181 m)
* Gunung Welirang (3.156 m)
* Gunung Wilis (2.552 m)

2. 3. Gunung di Kalimantan
* Gunung Palung (1.116 m) Kalimantan Barat
* Gunung Raya (2.278 m) Kalimantan Tengah
* Gunung Liangpran (2.240 m) Kalimantan Timur
* Gunung Halau (1.892 m) Kalimantan Selatan

2. 4. Gunung di Sulawesi
* Gunung Awu (1.320 m) Kepulauan Sangihe
* Gunung Lokon (1.689 m)
* Gunung Klabat
* Gunung Mekongga (2.620 m)
* Gunung Mahawu
* Gunung Bawakaraeng (2.705 m)
* Gunung Latimojong (3.680 m)

2. 5. Gunung di Sumatra
* Gunung Dempo (3159 m) Sumatra Selatan
* Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatra, kedua di Indonesia dan gunung berapi tertinggi di Indonesia
* Sibayak (2.212 m) Sumatra Utara
* Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung
* Gunung Singgalang (2.877 m) Sumatra Barat
* Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatra Barat
* Gunung Talamau (2,912 m) Sumatra Barat
* Gunung Tandikat (2438 m) Sumatra Barat
* Gunung Leuser (3172 m) NAD
* Gunung Perkison (2300 m) NAD

2. 6. Tempat lainnya
* Gunung Agung (3.142 m) di Bali
* Gunung Batusibela (2.111 mdpl) di pulau Bacan kepulauan Maluku
* Gunung Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia
* Gunung Tambora (2.850 m) di pulau Sumbawa
* Krakatau di Selat Sunda

OSU. MEKONGGA (Puncak Kerajaan Jin) Alt.2620 Mdpl.





Gunung Mekongga merupakan gunung tertinggi di pegunungan Mekongga yang membentang di sisi utara wilayah Kabupaten Kolaka Propinsi Sulawesi Tenggara. Kawasan pegunungan ini merupakan jajaran pegunungan Verbeck yang puncak-puncaknya terdiri dari jenis batuan karst dataran tinggi. dengann puncak tertinggi 2.620 meter dpl, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara geologis wilayah pegunungan ini terbentuk dari atol yang terangkat sekitar ratusan juta tahun yang lalu. Fenomena ini kemudian memberi ruang bagi jenis flora dan fauna yang khas yang kemudian menjadi biota endemic yang hanya terdapat di wilayah ini. Pegunungan Mekongga, juga ideal untuk kegiatan trekking. Titik awal pendakian adalah dari Desa Tinukari di Kecamatan Wawo yang dapat dicapai dengan kendaraan roda empat sekitar empat jam dari kota Kolaka. Selama perjalanan ke puncak yang butuh 4 hari, para pendaki gunung disuguhi suasana hutan tropis yang jarang dijamah orang, merdunya kicau burung, sampai acara menyeberangi pertemuan Sungai Mosembo dan Sungai Tinokari. Selain itu, mungkin akan berpapasan dengan anoa atau Ular Piton dan Cobra .


Nama Mekongga berasal dari cerita rakyat setempat yang berkisah tentang pertempuran seorang kesatria dan seekor burung elang. Menurut hikayat, suatu masa puncak gunung ini dihuni oleh Kongga, yaitu seekor burung raksasa. Para penduduk sering resah karena sang burung sering membuat onar dan mengganggu kehidupan rakyat. Kemudian tampillah seorang bangsawan gagah berani yang berhasil menewaskan burung raksasa. Sebagai hadiahnya, raja setempat menikahkan putrinya dengan si bangsawan. Dan untuk mengenang jasa besar itu, kawasan tersebut diberi nama Mekongga.

Pegunungan ini terletak di Sulawesi Tenggara, tepatnya di kabupaten Kolaka kecamatan Ranteangin. Gunung ini disebut Mekongga karena sesuai dengan nama penduduk asli daerah ini yaitu suku Tolaki Mekongga yang dahulunya mendiami kerajaan Mekongga. Menurut cerita rakyat di pegunungan ini terdapat Tebing Putih yang bernama Musero-sero yang merupakan pusat kerajaan jin untuk wilayah Kolaka Utara. Pada intinya gunung ini jarang didaki dan dikunjungi, namun pesonanya. tidak kalah dengan gunung lain yang ada di Indonesia. Pegunungan yang mempunyai puncak setinggi 2.620 m dpl ini masih sangat perawan. Untuk mencapai pegunungan ini dimulai dari Pomalaa yang merupakan lokasi pertambangan PT.ANTAM yang ada di Sulawesi Tenggara, kemudian dari sana dilanjutkan dengan menggunakan mobil angkot (pete’-pete’), dengan tarif Rp.12.000,- per orang tujuannya adalah Terminal Larumbalangi Sabilambo. Dari terminal larumbalangi kita melanjutkan perjalanan menuju terminal lama kolaka dengan menggunakan angkot, dengan tarif Rp.3.000.

Kolaka adalah sebuah kota pelabuhan kecil di tepi teluk Bone, untuk menuju desa terakhir yaitu Desa Tinukari, dari Kolaka kita menumpang kendaraan kecil dengan tarif Rp.25.000,- orang. Lamanya perjalanan hingga Desa Tinukari adalah 3 jam, sepanjang perjalanan akan disunguhi oleh pemandangan Teluk Bone yang indah. Di Pantai Tamborasi ada sungai Tamburasi yang disebut sebagai sungai terpendek didunia, karena Jarak antara hulu dan muaranya di laut hanya 10 m.

Rute Pendakian

DESA TINUKARI

Desa Tinukari ini berada 150 km dari Kota Pomalaa. Dari desa Tinukari jejeran pegunungan Mekongga jelas terlihat. Desa yang dihuni oleh suku Tolaki Mekongga yang merupakan turunan dari kerajaan Mekongga dan juga ada beberapa suku pendatang yang jadi penduduk didesa ini seperti : suku Toraja,Luwu,Kajang,dll. Desa ini sudah cukup baik keadaannya dan jalan didesa ini pun sudah diaspal. Jalur pendakian hanya satu yaitu dari desa Tinukari ini dan kondisinya pun tidak begitu jelas, karena jarangnya ditempuh oleh pendaki.

DESA TINUKARI – CAMP I (Kebun II Pak Basir)



Perjalanan dimulai setelah menyelusuri jalan aspal desa dan masuk kejalan setapak didalam kebun coklat, kemudian akan bertemu sebuah sungai dengan lebar sekitar 15 meter dan arusnya cukup deras. Kemudian jalan setapak yang sering dipakai pencari rotan yang terus mengikuti sungai. Sebelum mencapai sungai Aala Mosembo dan Aala Tinukari (Aala dlm bahasa Tolaki berarti sungai). kita akan dihadapakan oleh 4 sungai lainnya. Selepas daerah sungai ini baru jalan setapak masuk kedalam hutan dan mulai menanjak tajam. Tanaman masih didominasi oleh rotan dan tanaman sejenis perdu. Sekitar 2 jam berikutnya akan samapi dijalan HBI, yaitu sebuah perusahaan logging kayu pernah beroperasi tahun 1996. Kemudian tutup setelah diprotes oleh masyarakat akibat kerusakan lingkungan yang ditimbukannya. Sepanjang jalan beakas HBI yang sudah tertutup oleh ilalang dan rotan banyak ditemukan kotoran sapi. Yang konon merupakan sapi milik DI/TII dulu. Sapi-sapi tersebut sengaja dilepas di hutan ini sebagai ransum para tentara DI/TII jaman perang dahulu. Camp I merupakan sebuah rumah kebun milik Pak Basir yang berada pada ketinggian 900 m dpl. Waktu tempuh dari desa Tinukari ke Camp I ini adalah sekitar 7 jam.

CAMP I – CAMP II (Poya-Poya)




Jalur awal pendakian dari Camp I munuju Camp II masih mengikuti jalur jalan HBI. Diketinggian 1.000 m dpl, panorama mulai terbuka, vegetasi tumbuhan kayu mulai bertambah, perdu, lumut dan kantong semar muali mendominasi. Disebelah timur tampak jajaran perbukitan Mekongga yang menjari kemana-mana, dan arah jalan setapak menuju kesana. Camp II berada pada ketinggian 1.444 m dpl. Dari sisi jalur mulai menanjak dan banyak sekali bekas longsoran. Sepanjang jalan banyak ditemukan air terjun kecil. Vegetasi yang dominan adalah tumbuhan berkayu bekas yang ditumbuhi lumut. Hal ini terjadi karena daerah ini sangat lembab. Kantong Semar dan aneka jenis anggrek bias ditemukan dengan mudah.

CAMP II – CAMP III (Pos 8 Sawerigading/Hutan Lumut)



Setelah meninggalkan jalan HBI dan tiba dipuncak HBI diketinggian 1.800 m dpl, dikejauhan mulai tampak Osu Mosembo. Jalur pendakian naik turun punggungan, kita harus waspada sewaktu berjalan agar tidak salah punggungan, karena bentuk punggungan gunung ini yang menjalar kesegala arah. Kemudian jalan setapak akan samapai didaerah bebatuan yang di sebut Musero-sero diketinggian 2.370 m dpl. aerah ini diyakini oleh penduduk setempat sebagai pusat kerajaan jin untuk daerah Kolaka Utara. Disini terdapat sebuah batu yang seperti meriam dan moncongnya menhadap kearah “KABAH” tebing batu nun jauh di sebelah Timur. Dari Musero-sero perjalanan bertambah berat karena harus memanjat tebing-tebing dan tanjakan-tanjakan yang tanpa henti hingga sampai pada Camp III. Setelah sehari berjalan baru sampai di Camp III yang merupakan sebuah dataran yang berada di puncak bukit. Ketinggiannya 2.500 m dpl.

CAMP III - PUNCAK









Puncak Mekongga merupakan batuan gamping, untuk menuju kesana harus beberapa kali berpindah punggungan dan melipir . Mendekati puncak kita akan dihadapkan oleh sebuah tebing, tidak ada jalan lain tebing tersebut harus dipanjat untuk mencapai puncak Mekongga. Hati-hati karena batuan tebing ini mudah lepas.Puncaknya merupakan bebatuan tajam yang cukup luas.


Perijinan
Tidak ada aturan khusus untuk mendaki gunung ini, tapi ada baiknya anda melengkapi diri dengan durat jalan dari organisasi atau bila perlu dari kepolisian tempat asal. Selebihnya kita cukup minta ijin pada Kepala Desa Tinukari.

Tempat menarik
Keindahan dan keperawanan alam pegunungan Mekongga ini adalah merupakan atraksi utama dalam perjalanan pendakian ke gunung ini, selain itu juga adat istiadat dari penduduk asli juga tidak kalah menariknya.